Senyuman memilukan
Tatapan kosong tak terarahkan
Tawa hambar menyuarakan
Tiada henti tersajikan
Seakan lelah dengan kepura-puraan
Sejenak kubuka topeng ini
Dan mulai berkaca..
Sejak kapan kumiliki wajah penuh derita ini?
Aku bertanya kenapa,
Ah tahuku semua jawabnya
Aku telah mati terkoyak sepi rupanya..
Menanggalkan semua tekatku yang dulu
Memilih sepi sebagai selimut paling abadi
Dengan dalih agar rindu terobati
Tanpa sadari kemunafikan menelanku perlahan
Hinggaku tenggelam, terlalu dalam
Ah, aku lelah dengan sepi
Kudapati kesia-siaan di semua usaha ini
Ya, karena memang aku benci untuk sendiri..
(Andra Sheilamona / Solo, Juli 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar